30 April 2007

KEAJAIBAN JARI JEMARI

KEAJAIBAN JARI JEMARI

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. 36. Yaasin: 65)

Di antara ni'mat Allah yang besar kepada manusia adalah diberikannya tangan dan kaki yang sangat besar manfaat kegunaannya. Di ujung tangan itu ada jari jemari yang memiliki banyak sekali fungsi dan kegunaan. Selain untuk mengambil, meletakkan atau membawa sesuatu bersama telapak tangan jari jemari dapat mengepal, memijit, menggosok, memukul, menonjok, menjitak, memilin, memelintir, meremas, membelai, menusuk, mencengkeram, dan lain-lain.

Jari-jemari tangan kita kiri kanan masing-masing terdiri dari 5 sehingga semuanya ada 10 dan masing-masing memiliki 4 ruas (kecuali jempol = 3 ruas) sehingga jumlah keseluruhannya 38 ruas.

Tahukah anda, jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:

jari kelingking ==> ada empat ruas
jari manis ==> ada empat ruas
jari tengah ==> ada empat ruas
jari telunjuk ==> ada empat ruas
jari jempol (ibu jari) == > ada tiga ruas
----------------------- +
( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas

Keduanya berfungsi seimbang dan dapat bekerjasama dengan baik untuk kepentingan sang pemilik. Keseluruhan ruas jari ini ini dapat ditekuk-tekuk sedemikian rupa sehingga bersama dengan telapak tangan dapat melakukan banyak aktifitas. Bila satu ruas saja bermasalah, pemiliknya pasti akan merasa susah. Jika satu saja jari Anda terkilir, dapat dipastikan Anda akan menjadi repot. Jari jemari yang posisinya seimbang itu dilengkapi dengan kuku-kuku bermanfaat. Dia bisa digunakan untuk mencubit, mengambil barang yang kecil dengan jalan mencabut, jari dan kuku juga berfungsi untuk keindahan.

Kebaikan dan Keburukan Setiap jari - ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking punya aktifitas masing-masing sesuai profesi pemiliknya. Ada yang sering dipakai untuk menjahit, memegang uang, memegang cangkul, mesin, mengetik, dan lain-lain. sesuai dengan jenis kerja pemiliknya. Jari jemari sangat penting bagi para olahragawan yang keahliannya menggunakan tangan dan para seniman yang berkarya dengan jemarinya.. Aktifits jari jemari memang untuk membantu manusia melaksanakan pekerjaan dan merealisasikan keinginannya.

Gerakan-gerakan jari-jemari pun memiliki makna sendiri-sendiri. Acungan jempol misalnya berarti ungkapan, "bagus" atau "hebat". Anda tidak mendapat sesuatu yang Anda inginkan atau "kecele" biasanya diistilahkan dengan "gigit jari". Jari-jemari pun jadi alat isyarat. Ketika kita menyatakan persabatan kita pun berjabat tangan yang merekatkan telapak tangan dan jari jemari kita ke tangan sahabat kita. Jari yang telunjuk yang ditaruh tegak di depan mulut berarti "Hati-hati" atau "Berhentilah bicara". Jari yang diletakkan melintang di kening menandakan bahwa pelakunya hendak memberi tahu bahwa seseorang itu tidak waras (sinting). Telunjuk yang diarahkan kepada seseorang berarti menuding. Bila kesemua jari dan telapak tangan diangkat ke atas berarti lambaian. Banyak isyarat lain dilakukan dengan jari.

Al Qur-an juga menggambarkan fungsi jari sebagai alat isyarat. Orang munafik yang menolak kebenaran dalam Al Qur-an dilukiskan sebagai orang-orang yang menyumbat kuping dengan jarinya.

Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir . (QS. 2. Al Baqarah:19)

Menyumbat telinga dengan jari dalam ayat di atas adalah kiasan menutup hati dari bimbingan hidayah Allah. Inilah kiasan terhadap orang-orang munafik yang hatinya berpenyakit dan enggan menerima kebenaran.

Para koruptor menggunakan jari jemarinya untuk memindahkan angka-angka hitungan uang dalam memanipulasi para pemeriksa keuangan di tempatnya bekerja. Jempol dan telunjuk digunakan menulis dengan pulpen atau pinsil di atas kertas. Seorang direktur menandatangani surat-surat penting dengan pulpennya. para pelajar mencatat pelajaran, para pelukis menggambar di atas kanvas, dan lain-lain.

Jari jemari digunakan untuk keburukan misalnya oleh para pengarang yang mengotak-ngatik tulisan sehingga menyesatkan orang lain. Ujung jari-jemarinya digunakan untuk menekan tuts huruf di atas keyboard ketika membuat tulisan yang membangkitkan selera rendah orang lain. Seorang pembunuh yang menggunakan pistol memakai telunjuknya untuk menarik picu pistolnya sehingga pistol itupun memuntahkan peluru. Para penjahat dan pelaku kecurangan menggunakan jari jemari dalam menjalankan aksinya,

Sebaliknya jari jemari juga dilakukan untuk kebaikan dan ibadah kepada Allah. Dengan jari jemari Anda dapat menolong orang lain. Anda yang sedang berzikir kepada Allah juga menggunakan jari jemari untuk menghitung puji-pujian terhadap Allah. Jumlah kalimat thoyyibah : Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar biasanya dihitung masing-masing 33 kali sedangkan istighfar dan Laa ilaha-illallah 100 kali sehingga mudah dilakukan dengan menekan jari jemari yang berjumlah 30 dan ditambah 3. Ketika Anda berdiri dalam sholat jari-jari tangan sebelah kanan di taruh di atas tangan kiri. Jari telunjuk pun diacungkan ketika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat di dalam sholatnya. Karena itu jari jemari ini tahu persis apa yang telah dilakukan pemiliknya.. Apakah jari Anda digunakan berdzikir, bersyahadat ataupun melaksanakan ibadah lainnya. Apakah dia membuat kebaikan ataukah keburukan, semua ada balasannya.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. 9. Az Zalzalah:7-8)

Menjadi Saksi Kendati banyak sekali fungsi dan perannya, jari jemari tidak menentukan segalanya dalam aktifitas hidup manusia. Sebab pengendali utama hidup manusia adalah hatinya. Jika hatinya sehat manusia menjadi baik. Jika harinya berpenyakit maka perbuatannya pun akan buruk. Jari jemari melakukan tugas yang diperintahkan otak manusia. Otak ini dikendalikan hati yang terdapat di dalam dada. Dengan sangat indah Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam menggambarkan bahwa hati mukmin berada di antara jemari Ar Rahmaan

Maksudnya Allah teramat dekat dengan manusia sehingga sewaktu-waktu dapat membolak-balik hatinya dari posisi beriman menjadi kufur atau dari kufur menjadi mukmin. Setiap muslim dituntut memelihara imannya dan berdo'a kepada Allah,

Ya Allah yang mampu membolak-balik hati teguhkanlah hatiku dalam agama-Mu (Al hadits)

Muslim hendaknya memelihara keteguhan hatinya di dalam agama Allah dan mencegah jari jemarinya dari perbuatan durhaka. Sebab, jari jemari itu akan menjadi saksi atas apa yang diperbuat pemiliknya. Al Qur-an menyatakan tentang kondisi hari kiamat dimana jari jemari manusia yang telah hancur bercampur tanah akan dikembalikan,

Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. (QS. 75. Al Qiyamah:4)

Inilah penggambaran yang sempurna tentang kehidupan sesudah mati. Allah akan menyusun kembali tulang belulang manusia yang berserakan. Bahkan setiap ruas jari-jemari akan kembali utuh sebagaimana semula.. Si empunya jari jemari itu pun dituntut pertanggungjawaban terhadap apa yang telah diperbuat nya.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. 36. Yaasin:65)

Tidak itu saja, persaksian terhadap sikap, ucapan, dan perilaku bukan hanya disampaikan oleh jari jemari tetapi juga oleh kulit manusia. Karena seperti halnya jari jemari setiap sel kulit akan kembali seperti semula untuk memberikan persaksian terhadap apa yang diperbuat oleh pemiliknya...

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 41. Fushshilat:20)

Mukjizat Allah, tanda 99 (Asmaul Husna) pada telapak tangan anda

Tahukah sahabat, garis utama kedua telapak tangan kita, (lihat attachment), bertuliskan dalam angka Arab yaitu : |/\ pada telapak tangan kanan, artinya : 18 dan /\| pada telapak tangan kiri, artinya : 81

Jika kedua angka ini dijumlahkan, 18+81 = 99, 99 adalah jumlah nama/sifat Allah, Asmaul Husna yang terdapat dalam Al-Quran !

Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99 ! ( 19 x 99 = 1881 )

Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran, yang merupakan bukti kemukjizatan al-Quran.

Tahukah anda, bahwa ruas-ruas tulang jari (tapak tangan maupun telapak kaki) anda, terkandung jejak-jejak nama Allah, Tuhan yang sebenarnya pencipta alam semesta ini. Kalau nggak percaya bisa didemonstrasikan. Silakan perhatikan salah satu tapak tangan anda (bisa kanan bisa kiri). Perhatikan lagi dengan seksama:

jari kelingking ==> membentuk huruf alif
jari manis, jari tengah, & jari telunjuk == > membentuk huruf lam (double)
jari jempol (ibu jari) ==> membentuk huruf ha'

Jadi jika digabung, maka bagi anda yang mengerti huruf Arab akan mendapati bentuk tapak tangan itu bisa dibaca sebagai Allah (dalam bahasa Arab).

Maka benarlah firman Allah SWT : "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" QS. Fushshilat 41:53

KEAJAIBAN SIDIK JARI

Ilmu pengetahuan modern menyingkap banyak hal yang membuat keimanan seorang mukmin terhadap keterangan Al Qur-an semakin mantap. Ayat-ayat Allah di dalam Al Qur-an menjadi benar-benar jelas tergambar dan terbukti kebenarannya manakala kita melihat bukti-bukti nyata dalam alam semesta dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Dalam kasus pembunuhan misalnya, Polisi dapat mengidentifikasi kejahatan berdasarkan sidik jari yang ditinggalkan oleh pelaku di tubuh korban. Hal ini disebabkan struktur sidik jari setiap orang berbeda satu dengan lainnya. Bila kelak penjahat itu telah ditemukan maka untuk membuktikan kejahatannya sidik jarinya akan dicocokkan dengan sidik jari yang ada dalam tubuh korban.. Maka si penjahat tidak dapat memungkiri perbuatannya di hadapan polisi.

Karena itu pula seorang yang mau menggunakan ATM (Anjungan tunai Mandiri) di masa depan mungkin tidak perlu lagi menggunakan kode-kode PIN yang perlu dia ingat. Cukup dengan menaruh telapak tangan di atas mesin yang dapat mengidentifikasi dirinya. Jumlah uang yang diinginkan pun tidak perlu ditekan-tekan lagi tetapi cukup dengan diucapkan dan komputer akan menerjemahkannya dalam bahasa angka. Berapa jumlah uang yang Anda minta akan diberikan dan uang di rekening Anda akan dipotong dengan sendirinya.khh

Pintu rumah di zaman yang akan datang tidak perlu lagi dikunci dengan alat kunci tradisional tetapi bisa dibuka oleh alat sensor yang hanya mengenal jari-jari orang tertentu saja... Demikian juga stir mobil akan mengenal hanya pengemudi tertentu saja karena ada sensor yang mengenal jari pemiliknya.

Keistimewaan pada jari jemari manusia menunjukkan kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada bekasnya. Allah tidak akan menyia-nyiakan bekas-bekas ini untuk dituntut di yaumil akhir nanti.

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 36. Yaasin:12)

CINTA TAK TERBALAS

“Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya doakan semoga akhi menemukan pasangan lain yang lebih baik dari saya.”

Amboi, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik khitbah kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci sang ikhwan bertepuk sebelah tangan.

Ya drama kehidupan menuju maghligai pelaminan memang beragam. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam maghligai pernikahan.

Ini bukan saja dialami oleh para ikhwan, kaum akhwat pun bias mengalaminya. Bedanya, para ikhwan mengalami secara langsung karena posisi mereka sebagai subyek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta –seandainya memang terasa getir- langsung terasa. Sedangkan kaum akhwat perasaanya lebih aman tersembunyi karena mereka umumnya berposisi pasif, menunggu pinangan. Tapi manakala sang ikhwan yang didamba memilih berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka.

Mengambil sikap

Ikhwan dan akhwat rahimakumullah, siapapun berhak kecewa manakala keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah bagian dari gharizatul baqa' (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia adalah manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki aneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa.

Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur manakala kita ternyata bisa kecewa? Karena berarti kita adalah mansia seutuhnya.

Kegagalan meraih cinta juga bukan pertanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran beharga pada manusia. Seorang filsuf bernama John Charles Salak mengatakan : Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berfikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak penah memikirkannya.

Karenanya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru awal dari segala-galanya. Meski terdengar klise tapi ada benarnya; ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah perbaikan diri. Tentu saja itu dengan tetap mengimani qadla Allah SWT.

Agar kegagalan mengkhitbah tidak menjadi petaka, maka ikhwan dan akhwat, persiapkanlah diri sebaik-baiknya, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

Percayai qadla

Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakaanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.

“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi ‘alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: ‘tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya.” (HR.Bukhari)

Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita ‘Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya'.

Jangan biarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segerahlah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah . akankah kita menerima qadla-Nya atau merutuknya?

Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak rela menjodohkan kita dengan si fulan yang kita sangka sebagai pelabuhan cinta kita.

Bersiap untuk cinta dan bahagia

“Seandainya ukhti menjadi istri saya, saya berjanji akan membahagiakan ukhti,” demikian ungkapan keinginan para ikhwan terhadap akhwat yang akan mereka lamar. Puluhan, mungkin ratusan angan-angan kita siapkan seandainya si dia menerima pinangan cinta kita. Kita begitu siap untuk berbahagia dan membahagiakan orang lain. Sama seperti banyak orang yang ingin menjadi kaya, tenar dan dipuja banyak orang.

Sayang, banyak diantara kita yang belum siap untuk merasa kecewa. Dan ketika impian itu berakhir kita seperti terhempas. Tidak percaya bahwa itu bisa terjadi, ada akhwat yang ‘berani' menolak pinangan kita. Bila kurang waras, mungkin akan keluar ucapan, “berani-beraninya...” atau “apa yang kurang dari saya.....”

Akhi dan ukhti, jangan biarkan angan-angan membuai kita dan membuat diri menjadi tulul amal, panjang angan-angan. Sadarilah semakin tinggi angan membuai kita, semakin sakit manakala tak tergapai dan terjatuh. Ambillah sikap simbang setiap saat; bersiap diri menjadi senang sekaligus kecewa. Sikap itu akan menjadi bufferl penyangga mental kita, apapun yang terjadi kelak.

Manakala kenyataan pahit yang ada di depan mata, sang akhwat menolak khitbah kita atau sang ikhwan memilih ‘bunga' yang lain, hati ini tidak akan tercabik. Yang akan datang adalah keikhlasan dan sikap lapang dada. Demikian pula saat ia menjatuhkan pilihannya pada kita, hati ini akan bersyukur padaNya karena doa terkabul, keinginan menjadi kenyataan.

Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)

Bukan Aib

Ditolak? Emang enak! Wah, mungkin demikian pikiran sebagian ikhwan. Malu, kesal dan kecewa menjadi satu. Tapi itulah bentuk ‘perjuangan' menuju pernikahan. Kita tidak akan pernah tahu apakah sang pujaan menerima atau menolak kita, kecuali setelah mengajukan pinangan padanya. Manakala ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang ‘senasib' dan ‘sependeritaan'.

Saatnya berjiwa besar ketika ditolak. Tidak perlu merasa terhina. Demikian pula saat banyak orang tahu hal itu. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar? Mengapa mesti malu.

‘Kita mungkin takkan Bahagia'

Marah-marah karena lamaran tertolak? Mendoakan keburukan pada ikhwan yang tidak mencintai kita? Itu bukan sikap seorang muslim/muslimah yang baik. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk jatuh cinta maupun menolak cinta. Sebagaimana kita punya hak untuk mencintai dan melamar orang, maka ada pula hak yang diberikan agama pada orang lain untuk menolak pinangan kita. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pun seorang suami dan istri diberikan hak oleh Allah SWT. Untuk membatalkan sebuah ikatan pernikahan.

Mengapa ada hak penolakan cinta yang diberikan Allah pada kita? Bahkan dalam pernikahan ada pintu keluar ‘perceraian'? jawabannya adalah sangat mungkin manusia yang jatuh cinta atau setelah membangun rumah tangga, ternyata tak kunjung memperoleh kebahagiaan ( al hanaah ) dari pasangannya, maka tiada guna mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga bila kebahagiaan dan ketentraman tak dapat diraih. Wallahu'alam bi ash shawab

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” ( Al-Baqarah[2]:229 )

Berpikir positiflah manakala cinta tak berbalas. Belum tentu kita memperoleh kebahagiaan bila hidup bersamanya. Apa yang kita pandang baik secara kasat mata, belum tentu berbuah kebaikan di kemudian hari.

Adakalanya keinginan untuk hidup bersama orang yang kita idamkan begitu menggoda. Tapi bila ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan, untuk apa semua kita pikirkan lagi? Allah Maha Pangatur, ia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita angankan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan.

Be positive thinking, suatu hari kelak ketika antum telah menikah dengan orang lain –bukan dengan si dia yang antum idamkan- niscaya antum takjub dengan kebahagiaan yang antum rasakan. Percayalah banyak orang yang telah merasakan hal demikian.

‘Saya tak mungkin berbahagia tanpanya'

ini adalah perangkap, ia akan memenjarakan kita terus menerus dalam kekecewaan. Perasaan ini juga menghambat kita untuk mendapatkan kesempatan berbahagia dengan orang lain. Mereka yang terus menerus mengingat orang yang pernah menolaknya, dan masih terbius dengan angan-angannya sebenarnya tengah menyiksa perasaan mereka sendiri dan menutup peluang untuk bahagia.

Mari berpikir jernih, untuk apa memikirkan orang lain yang sudah menjalani kehidupannya sendiri? Jangan biarkan orang lain membatalkan kebahagiaan kita. Diri kitalah yang bisa menciptakannya sendiri. Untuk itu tanamkan optimisme dan keyakinan terhadap qadla Allah SWT. Insya Allah, akan ada orang yang membahagiakan kita kelak.

Cinta membutuhkan waktu

“maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam!” Masya Allah, cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Ia berproses, apalagi berbicara rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperan. Selain juga ada pilihan-pilihan yang mungkin bisa diambil.

Jadi harap dipahami bila kesempatan datangnya cinta itu menunggu waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar –contoh extrim pada kasus diatas- bisa jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berpikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan. Jadi cara berpikir seperti di atas sebenarnya lebih cocok dimiliki anggota tim SWAT ketimbang orang yang berkhitbah

Ideal bagus, Tapi realistik adalah sempurna

“Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan.” Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti . tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat dakwah dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dsb.

Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi ‘yang penting akhwat” atau “yang penting ikhwan”. Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan – sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan

Maka doa kita kepada Allah bukanlah,”berikanlah padaku pasangan yang sempurna” tetapi “ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku.”

Kekuatan Ruhiyah

Percaya diri itu harus, tapi overselfconfidence adalah kesalahan. Jangan terlalu percaya diri akhi bahwa lamaran antum diterima. Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahwa sang pujaan akan datang ke rumah anti. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta dan berjodohan tidak mengenal status dan identifikasi fisik. Bukan karena ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti. Juga bukan karena akhi seorang hamalatud da'wah lalu setiap akhwat mendambakannya.

Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita. Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita “luar biasa” berjodoh dengan yang ‘biasa-biasa'. Seperti seringnya kita melihat pasangan yang ganteng dan cantik, populer tapi kemudian berpisah. Inilah rahasia cinta dan perjodohan, tidak bisa terukur dengan ukuran-ukuran manusia

Maka landasilah rasa percaya diri kita dengan sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang ia berikan. Jauhilah sikap takkabur dan sombong. Karena itu semua hanya akan membuat diri kita rendah dihadapan Allah dan orang lain. Intinya saya bermaksud mengatakan ‘jangan ke-ge-er-an' dengan segala title dan atribut yang melekat pada diri kita.

Beri cinta kesempata (lagi)

“..........dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” ( QS. Yusuf[12]:87 )

bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah berumah tangga. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita. Kegagalan cinta bukan berarti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insyaAllah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya

cinta juga berproses. Ia membutuhkan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan. Beri kesempatan diri kita untuk kembali merasakan kehangatan cinta. ‘ love is knocking outside the door.' Kata musisi Tesla dalam senandung love will find a way. Tidak pernah ada kata menyerah untuk meraih kebahagiaan dalam naungan ridhoNya. Yang pokok, ikhwan atau akhwat yang kelak akan menjadi pasangan kita adalah mereka yang dirihoi agamanya.

“jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridho agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata” (HR. Turmudzi)

Wanita dinikahi karena satu dari tiga hal; dinikahi karena hartanya, dinikahi karena kecantikannya, dinikahi karena agamanya. Maka pilihlah yang memiliki agama dan akhlak (mulia) niscaya selamat dirimu.” (HR.Ahmad)

KIAT BERGAUL ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA DALAM ISLAM

Allah SWT tidak melarang suatu perbuatan apapun melainkan untuk kebaikan dan kemuliaan kita, untuk menjauhkan kita dari kerugian, bahkan untuk melindungi kita dari kehinaan dan kenistaan. Termasuk larangan untuk mendekati zina misalnya, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS Al Isra [17] : 32)

Bukan jangan berzina, tapi jangan mendekati zina. Dengan kata lain, mendekati zina saja dilarang, apalagi berzina. Bagaimana cara untuk tidak mendekati zina ? Hal ini tentu akan sangat berkaitan dengan bagaimana cara bergaul antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini kiat bergaul antara laki-laki dan perempuan yang bisa kita amalkan baik di sekolah, kampus, kantor, atau dimanapun kita berada.

1. Menutup aurat

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita mukminah, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,....." (QS Al Ahzab [33] : 59)

Telah berkata Aisyah r.a, "Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar menemui Nabi saw dengan dengan memakai busana yang tipis, maka Nabi berpaling darinya dan bersabda, "Hai Asma, sesungguhnya apabila wanita itu telah baligh (sudah haidh) tidak boleh dilihat daripadanya kecuali ini dan ini", sambil mengisyaratkan pada muka dan telapak tangannya." (HR Abu Dawud).

Termasuk bagian dari penyempurnaan menutup aurat adalah menggunakan pakaian yang longgar (tidak ketat), tidak menggunakan kain yang transparan atau tipis, model dan warna pakaian pun sebaiknya tak terlalu menarik perhatian laki-laki, juga tak berlebihan dalam menggunakan wewangian.

2. Menundukkan Pandangan


"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS An Nuur [24] : 30) "Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..." (QS An Nuur [24] : 31)

3. Tegas dalam berbicara


"Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.." (QS. Al Ahzab [33] : 32)

4. Menjaga jarak; tidak bersentuhan


Telah berkata Aisyah r.a, "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai’atnya (mengambil janji) dengan perkataaan." (HR Bukhari dan Ibnu Majah).

5. Tidak berikhtilath (berdua-duaan)


"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR Ahmad).

Dalam hal menutup aurat dan menjaga pandangan, walau laki-laki dan perempuan keduanya harus menutup aurat dan menjaga pandangan, tapi menjaga aurat lebih diutamakan bagi wanita sedangkan menjaga pandangan lebih diutamakan bagi laki-laki. Bila para wanita menutup aurat dengan baik, mudah-mudahan upaya tersebut bisa membantu kaum lelaki yang belum mampu mengendalikan diri agar lebih terjaga pandangannya. Sebaliknya, bila kaum lelaki senantiasa menjaga pandangannya, walau ada wanita yang kurang sempurna menutup auratnya, maka tetap akan lebih sukar terlihat.

Selain itu, sering timbul pertanyaan, apakah dalam islam boleh pacaran? Seperti kita ketahui, orang-orang yang berpacaran itu biasanya tak menjaga batas-batas pergaulan antara laki-laki dan wanita seperti diatas, tak jarang yang aktifitasnya mendekati zina atau bahkan sampai berzina. Jadi, tidak ada pacaran dalam islam. Bila niat telah lurus dan telah siap dengan resiko suka duka berumah

18 April 2007

Pede Donk Jadi Remaja Muslim !



Bener lho. Percaya diri itu bikin kita enjoy menikmati hidup. Bikin asyik menikmati tan-tangan dan rintangan. Percaya diri pun diyakini bisa menem-patkan kita sebagai orang yang bisa mengelola emosi. Duileee sampe segitunya ya? Bener. Sebab, ketika kita memiliki rasa percaya diri, kita tahu apa yang kudu kita lakukan. Kita bisa ngukur diri. Itu sebabnya, orang yang percaya dengan kemampuan dirinya, biasanya bakalan rileks en tanpa beban dalam berbuat. Ini, tidak saja membawa hasil maksimal, tapi juga antistres. Nggak percaya? Silakan dicoba.
Sobat muda muslim, percaya diri alias pede emang kudu ditumbuh-kembangkan dalam diri kita. Kita rawat, kita bersihkan, kita poles dengan apik, dan kita sirami agar terus bersemi. Insya Allah, itu akan membuat kita tak pernah merasa terbebani. Kita akan menatap masa depan dengan penuh semangat dan tentunya tak mudah goyah dengan berbagai godaan en rayuan. Mulai dari rayuan pulau kelapa ampe rayuan gombal sekali pun. Nggak mudah percaya ama rayuan. Yakin itu.
Mungkin sebagian teman kita sutris banget pas ada yang ngata-ngatain bahwa umat Islam itu terbelakang en bodoh. Emang dalem banget en nyelekit pernyataan tersebut. Terus karena kalah mental akhirnya doi nggak pede lagi jadi seorang muslim. Jangan sampe tuh ngendon juga di jiwamu!
Padahal, cobalah kita berpikir lebih jernih. Sikap minder itu muncul justru karena kita merasa rendah diri. Merasa kerdil di hadapan orang lain. Padahal sejatinya, belum tentu orang lain lebih baik dari kita. Belum tentu pula kita lebih jelek di hadapan mereka. Itu semua adalah sekadar nilai dan cara pandang aja. Meski emang kudu ada standar nilai dan standar cara pandang yang benar.
Tapi terlepas dari salah-benar standar hidupnya, rasa percaya diri itu bisa menuntun kita lebih bijak dalam bersikap. Coba aja pikirkan. Kalo ada pernyataan seperti tadi, kamu jangan terpancing dan terbawa opini untuk ikut-ikutan merasa terbelakang, hanya karena kita sebagai muslim. Lagian pernyataan itu kan nggak sepenuhnya benar. Masih perlu diujicoba dan dibuktikan argumentasinya di lapangan. Tul nggak seh?
Mungkin benar pernyataan tersebut kalo fakta yang ditunjukkinnya adalah kaum muslimin yang berada dalam kondisi miskin dan tingkat pendidikannya rendah. Tapi kan masih ada kalangan muslim yang kaya dan jenjang pendidikannya lebih tinggi. Nah, jadi nggak perlu minder kan?
Bahkan jika pernyataan itu memojokkan kita sekali pun, bukan berarti kita pantas untuk minder en bersedih. Sebaliknya, fakta itu kita jadikan sebagai bahan renungan untuk lebih memberikan perhatian yang banyak kepada Islam dan umatnya. Tentunya, agar di kemudian hari kita lebih terhormat. Betul?
Jadi, nggak usah minder ya. Kita berjuang tanpa bosan, tanpa beban, dan tentunya tetap semangat. Buang jauh-jauh file minder van rendah diri dari daftar file di direktori otak kita. Kita cerahkan masa depan hidup kita dengan rasa percaya diri. Apalagi, kita adalah pejuang Islam, nggak pantes deh kalo kita malah nggak pede. Malu banget tuh sama jenggot yang jumlahnya cuma lima lembar itu. Heheheh (apa hubungannya ya?)
Tetep cool ya?
Wuih, cool? Emang mainnya hobi yang dingin-dingan aja ya? Kata teman saya sih, kalo kita cool berarti profesinya nggak jauh dari tukang reparasi kulkas? Hihihi.. ngaco aja ah. You pasti udah understand -lah dengan istilah cool ini.
Oke deh, kita sepakati aja dulu tentang istilah ini. Berdasarkan kamus bahasa slang yang berceceran banyak di internet, istilah cool ini muradif alias padanan katanya sama dengan asyik. Asyik? Bener. Wah, ternyata enak juga jadi remaja yang cool ya? Jadi, tetep sa'ik alias asyik dalam menjalani hidup ini. Kita bisa kok. Nggak masalah.
Sobat muda muslim, gimana dong buat yang belum pede? Kita kan pengen juga neh. Iya ya? Yang belum pede, berarti kudu belajar untuk pede. Kalo yang udah pede mah, kudu dipertahankan ya. Biar tetep pede.
Oke deh, buat kamu yang belum pede en supaya tetep cool, kita ngasih beberapa tips nih supaya bisa pede. Secara umum tapi ye. Insya Allah tetap bermanfaat kok.
Pertama , mengenali diri sendiri. Lho, emangnya ada yang masih belum kenal dengan dirinya sendiri? Wah, jangan heran Bro , banyak di antara kita yang nggak ngeh dengan diri kita sendiri. Caranya begini. Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar 'kekayaan' pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri.
Kamu kudu nyadar dengan semua aset berharga yang kamu miliki. Terus, silakan temukan pula aset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri kamu, seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain.
Kalo pengen lebih keren, bikin deh hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengem-bangan diri yang lebih realistik. Coba ye..
Kedua , menilai diri sendiri dengan jujur. Nah lho, jarang banget nih ada orang yang pandai menilai pribadinya dengan jujur. Mayoritas kalo udah bicara tentang dirinya, pasti GUE BANGET. Orang lain mah LEWAAAT. Ih, jangan sampe begitu ya.
Sobat muda muslim, sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang kamu miliki. Ingat lho, bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi (perubahan) diri sejak dulu ampe sekarang. Kalo kamu mengabaikan/meremeh-kan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu kamu menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.
Oya, ati-ati lho, kerana ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik en getop, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Kalo dipiki-piki, semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidak-mampuan menghargai diri sendiri--hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri. Heuheuheu.. jangan ampe hinggap di dirimu deh!
Ketiga , berpikir positif. Cobalah kamu perangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul dalam benak kamu. Kamu bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake (duileee nih ngomongnya David Beckham banget).
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Walah?
Itu sebabnya, jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan kamu. Hati-hatilah agar masa depan kamu nggak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. Coba ya? Iya sih! (nah kalo ini Dian Sastro banget neh! Hihihi)
Keempat , boleh deh pajang slogan-slogan oke. Tempelin dekat meja belajarmu: ?Saya pasti bisa!?, ?Saya akan belajar dari kesalahan ini? ?Hari esok milik saya?, ?Islam pasti menang!?, ?Aku ingin syahid?. Wis, pokoke sebanyak-banyak yang bisa menggugah semangatmu.
Kelima , berani ambil risiko. Nah, ini juga perlu kamu kembangkan. Hidup ini selalu berubah sobat. Seringjkali bahkan kudu berani ngambil risiko. Kami nggak perlu menghindari setiap risiko, melain-kan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi risiko tersebut.
Contohnya, kamu nggak perlu menyenangkan orang lain untuk meng-hindari risiko ditolak. Jika kamu ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada risiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju berkembang dengan mengambil risiko. Ingat: No Risk, No Gain. Huhuy!
Keenam , tetapkan tujuan yang realistis. Nah, ini perlu sobat. Kamu perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang kamu tetapkan selama ini; apakah tujuan tersebut sudah realistik atau nggak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan kamu dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian kamu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya risiko yang tidak diinginkan.
Ketujuh , bersyukur dan tawakal. Wajib deh buat kita semua untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Kita kadang sulit menghadapi hidup ini, tapi dengan banyak bersyukur, pikiran dan perasaan kita jadi lebih tenang menghadapinya.
Moga beberapa tips yang berhasil saya ramu dari berbagai pendapat ini bisa bikin kamu tambah pede en tentunya tetep cool ya.
Islam bikin kita pede
Ada beberapa alasan yang sebenarnya bisa bikin kita pede dengan jadi muslim. Islam, agama kita, memiliki banyak kelebihan yang bisa dibanggakan. Dan tentunya bisa bikin pede dong. Jadi bener ya, kalo kita kenal dengan agama kita sendiri, dan tahu apa aja kelebihan-nya, insya Allah bikin pede.
Pertama , Islam mengajarkan bahwa tuhan kita adalah Allah. Maha segalanya. Tuhan yang lain mah lewaat deh. Firman Allah Swt.: ?Katakanlah: ?Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia?. (QS al-Ikhlas [112]: 1-4)
Insya Allah ini juga bisa bikin kita pede. Kepada siapa lagi coba kita akan menyembah kecuali kepada Allah? Betul?
Kedua , Islam juga punya al-Quran. Ini benar-benar the amazing book . Pedoman hidup kita dari masalah yang kecil ampe yang besar. Mulai soal bersuci sampe pemerintahan dan negara. Wuih, mana ada kitab lain yang bisa begitu? Wah bener-bener bikin pede dan membanggakan banget.
Sampe-sampe W.E. Hocking berkomen-tar, ?Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al-Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikata?kan, bahwa hingga pertengahan abad ke tiga?belas, Islam-lah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.? ( The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461 )
Ketiga, kita punya nabi yang dikagumi orang sejagat. Rasulullah saw. diakui oleh kawan dan lawannya. Penulis buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia , Michael Hart, menyebutkan, ?Dia (Muhammad saw.) adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus (Nabi Isa) atau siapapun di dunia ini.?
Oke deh, paling nggak itu beberapa alasan kenapa kita kudu pede jadi remaja muslim. Yuk, kita sama-sama membangun rasa percaya diri dan mempertahankannya.Kita bisa mencoba mulai dari sekarang. Nggak perlu nunggu lama lagi. Apalagi, kita sebagai remaja muslim dan juga pengemban dakwah. Kalo sampe nggak pede, aduh, malu atuh! [solihin]

17 April 2007

Macam-Macam Hati


Hati merupakan bagian terpenting dalam tubuh manusia. Hati ini tidak akan terlepas dari tanggung jawab yang dilakukannya kelak di akhirat, sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya." (Al-Isra: 36).
Dalam tubuh manusia kedudukan hati dengan anggota yang lainnya adalah ibarat seorang raja dengan seluruh bala tentara dan rakyatnya, yang semuanya tunduk di bawah kekuasaan dan perintahnya, dan bekerja sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
1. Hati yang sehat
Yaitu hati yang terbebas dari berbagai penyakit hati. Firman Allah: "(Yaitu) di hari yang harta dan anak-anak tidak akan bermanfaat kecuali siapa yang datang mengharap Allah dengan membawa hati yang selamat." (Asy-Syura: 88-89).
Ayat ini sangatlah mengesankan, di sela-sela harta benda yang diburu dan dikejar-kejar orang, dan anak-anak laki-laki yang sukses dengan materinya dan sangat dibanggakan, ternyata itu semua tidak akan memberi manfaat kecuali siapa yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat.
Yaitu selamat dari semua nafsu syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah dan laranganNya, dan dari semua syubhat yang memalingkan dari kebenaran, selamat dari peribadatan dan penghambaan diri kepada selain Allah, selamat dari berhukum dengan hukum yang tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya, dan mengikhlaskan seluruh peribadatannya hanya karena Allah, iradahnya, kecintaannya, tawakkalnya, taubatnya, ibadah dalam bentuk sembelihannya, takutnya, raja'nya, diikhlaskannya semua amal hanya kepada Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena Allah, apabila ia membenci maka bencinya karena Allah,apabila ia memberi maka memberinya karena Allah, apabila menolak maka menolaknya karena Allah. Dan tidak hanya cukup dengan ini, sampai ia berlepas diri dari semua bentuk keterikatan dan berhukum yang menyelisihi contoh dari Rasulullah. Maka hatinya sangat tertarik dengan ikatan yang kuat atas dasar mengikuti jejak langkah Rasulullah semata, dan tidak mendahulukan yang lainnya baik ucapan maupun perbuatannya.
Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya, bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Hujurat: 1).
2. Hati yang mati
Yaitu kebalikan dari hati yang sehat, hati yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan apa yang perintahkanNya, dicintaiNya dan diridhaiNya. Bahkan selalu memperturutkan nafsu dan syahwatnya serta kenikmatan dan hingar bingarnya dunia, walaupun ia tahu bahwa itu amatlah dimurkai oleh Allah dan dibenciNya.
Ia tidak pernah peduli tatkala memuaskan diri dengan nafsu syahwatnya itu diridhaiNya atau dimurkaiNya, dan ia menghambakan diri dalam segala bentuk kepada selain Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena nafsunya, apabila ia membenci maka bencinya karena nafsunya, apabila ia memberi maka itu karena nafsunya, apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar nafsunya, maka nafsunya sangat berperan dalam dirinya, dan lebih ia cintai daripada ridha Allah.
Orang yang demikian menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai komandannya, kebodohan menjadi sopirnya, dan kelalaian sebagai tunggangan dan kendaraannya. Pikirannya hanya untuk mendapatkan dunia yang menipu ini dan dibuat mabuk oleh nafsu untuk mendapatkannya,
ia tidak pernah meminta kepada Allah kecuali dari tempat yang jauh. Tidak membutuhkan nasihat-nasihat dan selalu mengikuti langkah-langkah syetan yang selalu merayu dan menggodanya.
Maka bergaul dengan orang seperti ini akan mencelakakan kita, berkawan dengannya akan meracuni kita, dan duduk dengannya akan membinasakan kita.
3. Hati Yang Sakit
Yaitu hati yang hidup tapi ada penyakitnya, hati orang yang taat terhadap perintah-perintah Allah tetapi kadangkala juga berbuat maksiat, dan kadang-kadang salah satu di antara keduanya saling berusaha untuk mengalahkannya.
Hati jenis ini, mencintai Allah, iman kepadaNya beribadah kepadaNya dengan ikhlas dan tawakkal kepadaNya, itu semua selalu dilakukannya tetapi ia juga mencintai nafsu syahwat dan kadang-kadang sangat berperan dalam hatinya serta berusaha untuk mendapatkannya.
Hasad, sombong (dalam beribadah kepada Allah), ujub, dan terombang-ambing antara dua keinginan yaitu keinginan terhadap kenikmatan kehidupan akhirat serta keinginan untuk mendapatkan gemerlapnya dunia.Maka hati yang pertama hidup, tumbuh, khusyu' dan yang kedua layu kemudian mati. Adapun yang ketiga dalam keadaan tidak menentu, apakah akan hidup ataukah akan mati. Kemudian banyak sekali orang yang hatinya sakit dan sakitnya bahkan semakin parah, tetapi tidak merasa kalau hatinya sakit, bahkan sekalipun telah mati hatinya tetapi tidak tahu kalau hatinya telah mati.

Are You Happy To be Muslim ?

"Are You Happy to be Muslim?" adalah pertanyaan yang paling terakhir yang dilemparkan oleh salah seorang guru, dari sejumlah 12 pertanyaan yang telah disiapkan disebuah sekolah SD di Mottingham Primary School, Bromley, Kent, Engand." Tolong deh mbak..mereka minat banget sama Islam. Saya engga bisa ngomongnya, apalagi tentang Islam, wah pake bahasa Inggris lagi", pinta mbak Adila disuatu petang. Ah, dengan serta merta kusambut undangannya yang cukup menantang ini. Ini kesempatan baik, kufikir, untuk berda'wah, dengan senang hati, saya bersedia memenuhi undangan dan pinta Adila ."Bener nih mbak, bisa ya.makasih banget lo ?"Adila meyakinkan dirinya.Demikian, suatu pagi, dihari Kamis yang cerah, dengan izin Allah, saya berdiri didepan sebuah kelas untuk memperkenalkan apa itu Islam. Acara tsb dijadawalkan sekitar jam 9.15 pagi disebuah sekolah 'Mottingham Primary School' setara dengan SD, dikota kecil Mottingham, Bromley, Kent.Kami naik kelantai atas dan nampak anak-anak sekitar usia 8-9 tahun serta 4 orang guru tengah menanti kedatangan kami. Kami disambut hangat. Anak-anak murid dari kelas sebelah dipanggil untuk bergabung, katanya ada sekitar 39-40 jumlahnya. Mereka masing masing mengambil tempat duduk. Mayoritas memang anak-anak berkulit putih. Anak-anak Inggris. Ada dua anak lelaki berkulit coklat, satu berkulit hitam dan satu perempuan berkulit coklat sawo matang. Ada pula satu anak, sepertinya turunan Arab yang ternyata ayahnya orang Iraq dan satu anak Indonesia yang bernama Rania.Salah seorang guru membuka acara dan mengatakan bahwa anak-anak sudah menyiapkan pertanyaan tentang Islam...the children have already prepared some questions for you ' ujarnya dengan senyum yang begitu sumringah. Di papan putih, terpampang 12 pertanyaan yang terpantul dari laptop yang mereka gunakan. Kitab Al-Quran yang cukup besar dan kecil, ukuran pocket size saya keluarkan dari tas, kemudian 1 tulisan kaligrafi hiasan dinding yang terbuat dari kayu hitam atau ebony yang saya beli di Poso, bertuliskan "Allah", sejadah, semuanya ditaruh di meja sedang poster berupa Pilar Islam saya lekatkan dipapan putih dengan perekat'Good morning children...'ujarku, dengan senyuman yang saya obral semurah-murahnya, merekapun membalas kembali sapaan saya.. Lalu memperkenalkan diri, siapa, dari mana asalnya serta dimana tinggal. Sebelum saya menjawab pertanyaan mereka saya ingin memperkenalkan dulu apa itu Islam, 'Let me intoduce what is Islam first before I answer all your question? Is that ok? "Yeeeees..!" serempak, mereka setuju. Mereka nampak antusias sekali. ..'Islam..artinya damai dan penyerahan total' saya memulai. 'Islam means peace, submission and obidience..."Muslim percaya bahwa hanya ada satu Tuhan yang dinamakan Allah. Muslims believe that there is only one God, whose name in the Arabic language is Allah, sambil saya meminta mereka untuk menyebutkan kata-kata 'Allah', serempak mereka menyebut kata-kata A L L A H...saya minta mereka mengucapkan kurang lebih 2 atau 3 kali, subhanallah, mereka menirukan dengan susah payah namun penuh semangat. (Duuh saya berharap dan berdoa agar nur ini masuk menyelinap ke qalbu mereka). Huruf Arab yang dalam bentuk kaligrafi itu saya tunjukan." Islam melarang menggambar atau mengimijinasi bentuk Allah" hal ini kami yakinkan kepada mereka, 'kalaupun ada kubus hitam yang bernama Ka'bah itu hanya sebagai patokan untuk sholat ke satu arah, bukan berarti kita menyembah kubus hitam itu" tambah saya. Alakadarnya pula kita terangkan dimana Islam lahir, kapan, berapa jumlah pemeluk Islam sedunia dan berapa pemeluk Islam di London, Scotland, Wales, Irlandia Utara dan Uk secara keseluruhan.Lalu saya lanjutkan bahwa Tuhan memiliki nabi yang sangat spesial yaitu nabi Ibrahim as, nabi Musa as, nabi Isa as dan Muhammad saw, God had special messengers or prophets Abraham, Moses, Jesus and Muhammad (peace be upon them all) were God's prophets. Sempat saya selipkan bagaimana Muslim menambahkan kata sallalhu 'alaihi wassalam, peace be upon him tatkala kita menyebut nama nabi Muhammad.Bertutur tentang Muhammad saw, tentang keyatiman beliau sambil juga membandingkan betapa mereka beruntung yang memiliki kedua orang tua, sekaligus memaparkan kesantunan dan kejujuran Rasulullah, tatkala beliau remaja. Kita berupaya untuk menyisakan kesan bahwa Rasul kita adalah semata-mata manusia biasa' yang tidak perlu di kultuskan dan perTuhankan. Muslim tidak membolehkan menggambar Rasulullah karena pesan yang bernama hadith dan sunah Nabi Muhammada lebih penting. Begitu pula kami sampaikan tentang nabi Isa as, yang dikenal sebagi Yesus serta pengakuan kita akan kenabian Nabi Isa as. Disaat memaparkan mengenai Al-Quran, kapan dan berapa ayat dan berapa lama ayat-ayat Al-Quran ini diturunkan dan berlangsung, kami sampaikan bahwa dari seusia dini anak-anak Muslim sudah belajar membaca Al-Quan bahkan untuk menghafalnya. Ibu guru menginterupsi, mengatakan bahwa Rania sudah memberikan contoh dan mengajar kami untuk menyebutkan kata kata : 'Bismillahirakhmanirrahiim..' ujarnya ' Oh really...that is good, saya sangat terkesan. Rania tanpa malu tersipu mendapat pengakuan dan pujian seperti itu didepan kelas. 'Well Done Rani! saya memberikan pujian atau kredit kepada Rania yang duduk dibelakang bersama teman-temannya.Diam sejenak, memandang wajah setiap anak. Saya bisa menangkap sesuatu. Kita semua tahu bahwa berbicara didepan anak-anak sesungguhnya tidak mudah, saat saya menangkap wajah yang kelihatannya mengantuk dan mulai menguap, lantas kita lemparkan pertanyaan kepada mereka. 'Are you bored with me atau am I boring? hah, tiba2 mereka menjawab serentak 'Nooooo...' merekapun jadi terbangun lagi dari rasa kantuknya.Untuk menghilangkan rasa bosan dan kantuk ini segera saya lemparkan pertanyaan tentang agama apa saja yang ada didunia dan yang mereka ketahui tentang Islam. Sang ibu guru mendorong anak-anak muridnya agar mengatakan apa yang mereka tahu dan baca tentang Islam:: "Come on children tell us what you have learnt about Islam, you have read a lot..." . Mereka mengangkat tangan ingin menyampakan apa yang mereka tahu.Yang lucunya mereka tidak bisa membedakan antara Christian dan Chatolic (Kristen dan katolik)dianggap sebagai dua agama yang berbeda. Itulah yang mereka ketahui."Do you have Muslim friends at all..? Secara serempak mereka menoleh ke Rania. Betul-betul Rania mendapat perhatian penuh, ia nampak tersipu malu. 'Only one? tanya saya agak heran. Ah, betul saja ternyata Muslim disitu amat langkanya, begitu super minoritas.Ibugurupun memerangkan bahwa Rania telah banyak menunjukan bagaimana dia menghafal surat-surat Al-quran dan bahkan menunjukan kepada kami bagaimana sembahyang. Saya merasa kagum dan bangga terhadap sigadis kecil Indonesia ini.'Now Rani can you show us that you can recite Al-Quran, so everybody can hear it ? pinta saya. Mamahnya Rani meminta: 'Ayo Rani baca surat yang pendek, jangan malu-malu dong. Apa mau baca Al-Fatihah saja ya?' Rani tanpak ragu, tapi akhirnya ia bersedia, dengan pelan ia melafadzkan surat Al-Fatihah, semua diam, suasana begitu hening, mendengarkan Rania. Begitu selesai, anak-anak bertepuk tangan untuk Rania. Kini giliran menjawab semua pertanyaan. Subhanallah, mereka berebut untuk bertanya (ah dasar anak Inggris, mereka begitu berani dan sangat pede banget). Sakingan begitu banyaknya yang mengangkat tangan ingin bertanya, terpaksa Ibuguru memilih mereka untuk membacakan pertanyaan yang sudah terpampang dipapan putih.Sesi Tanya JawabDari sekian banyaknya pertanyaan seperti : 'Apakah Muslim mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan? Kenapa Muslim harus puasa? Bagaimana puasa dan seperti apa menahan lapar serta lemahnya badan kalau kita puasa. Apakah Muslim harus puasa dikala bekerja? Itulah pertanyaan yang mereka ajukan.Kenapa sembahyang lima kali? Kalau sembahyang kenapa menghadap kubus hitam itu .Do you worship the black cubical ? Why? Kalau kamu bekerja bisakah kamu melakukan sholat ditempat bekerja, berapa lama? Subhanallah, pertanyaan ini menggelitik. Akhirnya kuberikan keterangan kenapa kami sholat limakali sehari ' It is a must also to thanks Allah and to remember Him as our creator, sekaligus menggambarkan bagaimana kalau sholat ini tidak mengganggu aktifitas keseharian kita, bahkan menjadi pengobat lelah selain memenuhi kewajiban, dan sholat adalah fardhu.' Bahkan saya tambahkan bahwa sejak peristiwa 11 September Islam dan Muslim banyak mendapat perhatian. Perhatian itu sendiri ada dua macam tentunya. Yang berminat begitu banyak terhadapa Islam atau sebaliknya 'Yes...infact since the 11 September, I am afraid Muslim and Islam received attention, either many people are interested or many of disliked Islam or Muslim but there are more more pople become Muslim. Sambil menambahkan bahwa ' We are hamless people, we are normal like others, like you all, we love peace and harmonious... only those idiots has done something against humanity..and media exposed it, make people believed it', eiiih koq tiba tiba saya meloncat bicara soal politik. Kami menambahkan bahwa justru akhir-akhir ini kami diberi kemudahan bahkan kami ditawarkan ruangan untuk sholat sebelum kami memintanya. Misalnya salah seorang teman kami yang diinterview (kebetulan ia seorang muslimah berjilbab), usai interview ' Do you need room for praying?" . Bahkan disetiap gedung besar seperti di gedung Canary Warf, pegawai Muslim yang ratusan jumlahnya mendapat fasilitas ruangan besar untuk sholat dan sholat Jumat di gedung bergengsi di London : http://www.canarywharf.com/mainfrm1.aspBegitu pula di universitas, siswa Muslim yagn tergabung dalam ISOC (Islamic Society) disediakan satu ruangan sebagai mushola untuk sholat , dan sholat Jumat berjamaah, jadi kehadiran Islam dan Muslim di UK tak bisa dipungkiri .Berkembang pesat. Para guru nampak agak terperangah mendengar keterangan ini, maklum merekaa tinggal di pinggiran London, kota Mottingham yang mayoritas Inggris.Kota kecil Mottingham ada dibawah naungan Borough of Bromley adalah bagian dari London borough yang berpenduduk mayoritas Inggris putih sekitar 91% sedang sisanya adalah Asia dan mungkin dari Afrika atau Afrika. Jarak antara London pusat dan Bromley, tidak jauh, cuma 1/2 jam dengan kereta api yang berada di zona 5 Disaat salah satu murid bertanya mengapa lelaki dan perempuan terpisah pada waktu sholat...ah pertanyaan ini mengingatkan saya pada anak remajaku pada usia yang sama dengan protesnya. Jawabnya tentu harus sesuai dengan daya tangkap mereka: 'You know when we pray, we have to concentrate, focus only to our God Allah, only Him' Imagine if man and women mix together, next each other, you boys will distract to the girls thinking ' wow she look pretty or she got lovely leg...or eyes' hah tiba-tiba tawa mereka memecah kelas. Akhirnya mereka bisa memahami pemaparan saya dengan kapasitas cara fikir pada seusia mereka.Ibu guru mendorong mereka untuk bertanya lagi, salah seorang mereka mengangkat tangan: 'Why Muslim are not alowed to eat prok?", saya senyum setengah shock tak tahu apa jawabnya, sambil berfikir, saya lempar kembali' Why do you think Muslim are not alow to eat pork, do you know why? saya beri waktu untuk menjawab, "Hemmm..because they are dirty animal" jawabnya. "Anymore..? tanya saya. 'Because they are naughty animal... binatang nakal, ada yang menambahkan.Akhirnya saya menyimpulkan bahwa Muslim hanya dibolehkan memakan hewan yang makan rumput dan hewan yang tidak bertaring. Sedang babi makan segala macam, apa saja dimakan, tidak peduli. Sepertinya mereka puas dengan jawaban itu."Well I hope you are all happy and now you know what is Islam, but if there is more question you like me to answer please ask me while I am here". Ibu guru yang begitu cermat mendengarkan bertanya' "Are you happy to be Muslim" lalu saya jawab. " " Thank you..yes, I am happy " Saya ulang kembali ' Yes...I am happy and am contented to be Muslim, and even proud to be Muslim too, do you know why?. Because I know why I am coming from, why I am here for, and I know where I am going to when we die, insya Allah, (sakingan terbiasa mengucapkan kata kata ini akhirnya saya terangkan apa arti insya Allah).Akhrnya saya tutup dan mengucapakana terima kasih atas undangan dan perhatian mereka. Ah, lucu.. secara serempak mereka bertepuk tangan,,, rasa rasanya kami sudah taka terbiasa mendengar applause macam ini. Ibu guru mendekat dan mengucapkan terima kasih, bahkan sangat menghargai juga bahwa saya menyebut masalah tragedy 11 September. I was going to ask you that, but you have said and clarified it, thank you' ucapnya. Kemudian ia bertanya kalau ia dibolehkan memajang Al-Quran di stand yang terbut dari kayu. Saya katakan boleh, asal jangan ditaruh di lantai.Dengan segera anak murid berkulit hitam datang mendekat: " Can you leave that Poster for us?" . Allahu Maha Besar!. ' Yes with pleaseure you can have and hang it on the wall' adalah poster Five Pilar of Islam yang saya dapatkan dari kedai buku di Regent Park Mosque, London, satu-satunya dan dengan harga diskon £1 saja.Luapan perasaan senang dan terima kasih disampaikan oleh para guru yang hadir, juga anak-anak. Mereka berharap akan mengundang lagi untuk mendengarkan tentang Islam lebih banyak. Saya katakan bahwa yang akan datang akan saya presentasikan dengan PowerPoint yang tentu akan lebih menarik. Akhirnya kami tinggalkan sekolah ini dengan sebongkah rasa bahagia bahwa setidaknya Risalah Islam telah kita sampaikan dan berharap mampu menyelinap dibenak dan qalbu anak-anak dan para guru yang asli Inggirs, yang begitu ramah dan santun bahkan sangat Islami, menurut saya.Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda berda'wah? Disekitar kita, keluarga, sahabat, tetangga, walau hanya satu ayat? Bukankah setiap kita punya kewajiban untuk menyampaikan da'wah dengan kapasitas dan kemampuna kita.Da’wah sebuah keharusan yang harus dilaksanakan oleh setiap kita sebagai Muslim. Tanpa da’wah, Islam akan segera lenyap dari permukaan bumi ini. Imam Khalifa di Masjid Regent Park, London, mengatakan bahwa minimal 3/4 orang, setiap hari, mengucapkan Syahadat, melakukan testimony, memeluk agama Islam.Allah alam bisawab. (Al Shahida) Katakanlah (wahai Muhammad!):” Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashiroh (hujjah/ ilmu)yang nyata. MahasuciAllah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musryik”.(QS. Yusuf / 12:108)

Dunia Ini Fana, Bro !!

Saya pernah merasakan kehilangan seorang teman yang begitu dekat dalam hidup saya. Ia menjadi inspirasi, sering memberi motivasi dan dengan kepolosan khas anak SMP, ia menjadi teman akrab saya. Sayangnya, kebersamaan kami akhirnya dipisahkan ketika sama-sama lulus SMP. Bahkan kami dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Saya melanjutkan studi di kota lain. Hari-hari pertama jauh darinya, saya merasa kehilangan candanya, tawanya, dan gaya marahnya jika saya guyonin. Saya memang cukup iseng kepadanya, bahkan tak jarang kami marahan. Meski akhirnya baikan lagi. Ya begitulah anak-anak. Kami pasangan sahabat yang sangat akrab waktu itu.

Untuk mengobati kerinduan di antara kami, kami rajin saling berkirim surat. Hampir setiap bulan surat darinya saya terima. Lengkap dengan kabar terbaru tentang dirinya dan juga tentang kehidupannya. Begitupun yang saya kabarkan. Sampai suatu hari, bukan surat darinya yang datang ke saya. Tapi surat dari adik saya yang mengabarkan bahwa sahabat saya itu meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan saat olahraga renang yang diadakan sekolahnya. Ia tenggelam dan akhirnya meninggal dunia. Saya sangat terpukul. Benar-benar kehilangan. Innalillaahi wa inna ilaihi roojiuun.

Ya, itu kehilangan untuk kedua kalinya. Pertama, merasa kehilangan saat kami harus berpisah karena masing-masing melanjutkan studi ke sekolah yang berbeda. Dan kedua, ternyata kami harus berpisah dari dunia ini. Tentu, tak mungkin bisa berkomunikasi lagi dengannya untuk menanyakan kabarnya.

Meski saya sudah merasa paham bahwa kehidupan ini tidaklah abadi, tapi baru merasakan pedihnya ketika kehilangan orang yang begitu dekat di hati. Ya, benar. Kita memang tidak abadi. Kita suatu saat pasti menghembuskan nafas yang terakhir dalam hidup kita. Menyusul teman dan saudara kita yang lain yang sudah lebih dulu ‘hijrah’ dari dunia ini dan meninggalkan gemerlapnya.

Sobat muda muslim, ini sekadar kisah pengantar tulisan sederhana ini. Bahwa apa yang kita miliki bisa begitu saja meninggalkan kita. Harta yang kita miliki bisa hilang. Begitu pun sahabat yang telah menemani hidup kita, bisa saja pergi tanpa pesan meninggalkan kita dan dunia ini. Dan, suatu saat justru kita sendiri yang akan meninggalkan teman-teman kita, saudara kita, dan indahnya dunia ini. Bahkan, dunia ini pun akan berakhir dengan datangnya kiamat. Benar, dunia dan seluruh isinya ini adalah fana, Bro. Nggak abadi.

Memang benar bahwa kehidupan kita fana, dunia ini juga fana, tapi yang harus menjadi perhatian kita dan kekhawatiran kita adalah: dengan cara apa kita meninggalkan dunia ini? Pada saat seperti apa kita wafat? Dan, bekal amal apa yang kita bawa untuk dibawa menghadap Allah Swt.? Amal baikkah, atau justru amal buruk? Pilihan ada di tangan kita.

Pilihan? Betul. Sebab keyakinan kita tentang akhir dunia dan kehidupan akhirat adalah pilihan yang kita dapatkan setelah memahami hakikat penciptaan kita, alam semesta, dan kehidupan ini. Begitu pula dengan amalan yang kita lakukan, adalah atas dasar pilihan yang kita dapatkan setelah memahami hakikat dan tujuan kita selama di dunia ini. Masing-masing kita membawa amal kita. Bukan amalan orang lain.

Sobat, kita berasal dari Allah Swt. dan akan kembali kepadaNya pada waktu yang telah ditentukan. Nah, selama di dunia ini kita juga diminta untuk beribadah kepada Allah Swt. Melaksanakan semua perintahNya dan nggak melakukan segala hal yang memang dilarang Allah Swt. Ini memang sederhana secara teori, tapi jarang yang bisa sukses dalam prakteknya. Semoga kita sih masuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. dan beramal sholeh untuk bekal kehidupan setelah dunia ini. Amin.

Cinta dunia? Sewajarnya saja
Mencintai dunia boleh saja. Sebab, dunia adalah tempat tinggal kita saat ini yang dipenuhi dengan segala gemerlap dan keindahan yang membuat kita terpesona. Tapi jangan khawatir, kita boleh kok menikmatinya. Allah Swt. berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (QS al-Qashash [28]: 77)

Sobat, kalo kamu pengen nikmatin keindahan dunia, silakan aja. Nggak dilarang kok. Ingin kaya? Monggo aja. Ingin mendapatkan status sosial yang tinggi menurut ukuran dan pandangan manusia, juga boleh-boleh saja. Belajar jenjang demi jenjang untuk mendapatkan ilmu dan gelar akademis, Islam pun tak pernah membatasi. Silakan.

Cuma nih, yang perlu dapet perhatian adalah jangan sampe kita terlalu silau dengan gemerlap indahnya dunia, sehingga malah bikin kita lupa diri dan melupakan Allah Swt. Kalo kita menikmati dunia bukan cuma yang halal, tapi yang haram pun diembat juga, itu namanya kita udah lupa diri, Bro. Bener.

Ada syair yang bagus dari sebuah nasyid yang mengingatkan agar kita tidak mudah tertipu dengan gemerlap dunia dan segala perhiasannya yang membuat kita lalai dan bahkan meninggalkan kewajiban. Begini sebagian lirik dari nasyid berjudul Fatamorgana yang dipopulerkan oleh Hijaz yang berkolaborasi dengan In Team: “...Deras arus dunia, menghanyutkan yang terlena/indah fatamorgana melalaikan menipu daya/dikejar dicintai bak bayangan tak bertepi/ tiada sudahnya dunia yang dicari/Begitu indah dunia siapa pun kan tergoda/harta pangkat dan wanita melemahkan jiwa/Tanpa iman dalam hati kita kan dikuasai/syaitan nafsu dalam diri musuh yang tersembunyi/Pulanglah kepada Tuhan cahaya kehidupan/Keimanan, ketakwaan kepadaNya senjata utama...”

Alangkah lebih mengenanya jika tak sekadar membaca syairnya seperti ini. Coba deh dengerin lagunya yang easy listening ini. Biasanya, nasyid seperti ini memang bisa menggugah nafsiyah kita yang mungkin saja udah tertimbun begitu banyak kesibukan dan urusan dunia lainnya.

Benar, dunia begitu indah gemerlapnya. Tapi tak semua yang ditawarkan itu baik, bahkan mungkin adalah jebakan untuk tergoda mencicipi kemaksiatan yang dikemas dengan manis dan menarik. Minuman keras, perzinahan, judi dan sejenisnya, menurut hawa nafsu manusia memang menyenangkan. Tapi, karena semua perbuatan itu dilarang oleh Allah Swt., maka hanya akan menuai siksa dan dosa jika dilakukan. Jika tak bertobat, tentunya nerakalah tempat kembalinya. Naudzubillahi min dzalik. Yuk, kita sadar diri ya.

Belajar, berdakwah, berjihad, dan amal shalih lainnya seringkali memberatkan kita. Belajar seringkali dihinggapi rasa malas, berdakwah pun kerap mendapatkan tekanan yang akhirnya kita futur, termasuk berjihad dan amalan shalih lainnya menjadi beban berat kita. Padahal, semua itu jika kita tunaikan dan dibarengi dengan keikhlasan, insya Allah akan mendatangkan pahala, dan juga menjadi jalan menuju surga yang telah dijanjikan Allah Swt. bagi hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih.

Dunia memang gemerlap, dan boleh saja kita nikmati. Tapi, jangan sampai gemerlap dunia itu membuat kita lalai dan meninggalkan kewajiban kita. Sewajarnya saja menikmati dunia, karena selebihnya dunia itu adalah ladang ujian yang harus menjadi perhatian kita agar tak terjerumus dalam tipu dayanya.

Itu sebabnya, kita memang boleh saja memiliki banyak harta, tapi jangan sampe kekayaan yang kita miliki menjeremuskan kita ke dalam kesesatan atau membuat kita lalai dari mengingat Allah Swt. dan RasulNya. Yakni membuat kita malas berbuat baik atau enggan menginfakkan harta demi kemajuan Islam dan umatnya ini.

Yup, Islam nggak melarang kita menikmati segala macam perhiasan dan pernak-pernik yang ditawarkan dunia. Tapi, sewajarnya saja kita meraihnya. Jangan sampai kita tertipu dan gelap mata mencintainya untuk terus mengejarnya bak bayangan tak bertepi atau terus dicari seolah tiada bosannya dan tiada akhirnya. Semoga tidak demikian yang kita lakukan.

Jangan takut mati
Kamu yang ngefans sama grup band Ungu, pasti hapal deh lagu “Andai Kutahu” yang dinyanyikan Pasha, vokalisnya. Seperti ini nih sebagian liriknya: “Andai Kutahu, kapan tiba ajalku. Kuakan memohon: Tuhan tolong panjangkan umurku. Andai kutahu, kapan tiba masaku, kuakan memohon: Tuhan jangan Kau ambil nyawaku. Aku takut, akan semua dosa-dosaku. Aku takut dosa yang terus membayangiku…”

Hmm.. sayangnya ‘permintaan’ Pasha dan Ungu-nya nggak bisa dikabulkan. Sebab, Malaikat Ijrail tuh kalo mo datang nyabut nyawa kita nggak pake ngasih kabar dulu, bahkan sekadar “missed call” sekalipun. Kalo ajal kita udah tiba, ya langsung aja diambil, gitu lho. Nggak bisa ditangguhkan. Allah Swt. berfirman:

“Maka jika telah datang waktunya (ajal), mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS al-A’raaf [7]: 34)

Bro, meski demikian, kita nggak usah merasa takut mati. Sebab, semua makhluk hidup pasti akan mati. Cuma nih, kalo pun boleh takut adalah kalo kita selama di dunia ini nggak nyiapin bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Kalo udah siap bekal mah insya Allah nggak bakalan takut. Sebab, risiko orang hidup yang paling tinggi adalah kematian. Berani untuk hidup, berarti berani menghadapi risiko kematian.

Masalahnya, gimana dengan bekal kita? Kalo dosa yang kita koleksi, sangat wajar jika kita takut menghadapi kematian. Itu sebabnya, seminimal mungkin kita nggak berbuat dosa. Syukur-syukur kalo nggak pernah berbuat dosa. Tapi, manusia nggak ada yang sempurna kayak gitu deh. Pasti ada salahnya. Itu sebabnya, Rasulullah ngasih tahu bahwa seluruh bani Adam tuh nggak bisa lepas dari salah (dosa). Nah, sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang segera bertaubat. Dan, jangan “tobat sambal”, lho. Tahu istilah “tobat sambal”? Yup, sekarang bilang tobat, besoknya malah ngulangin lagi kemaksiatan. Aduh, jangan sampe deh ya. Soalnya, rugi benar kita kalo pas lagi ngelakuin perbuatan dosa, eh nyawa kita malah diambil. Naudzubillahi min dzalik.

Sobat, betul bahwa kita jangan takut menghadapi kematian. Tapi bukan berarti kita lantas menikmati dunia sebebasnya yang kita inginkan seolah nggak akan ada kematian. Justru sebaliknya, “jangan takut menghadapi kematian” harus diartikan bahwa hal itu pasti terjadi. Biasa aja gitu lho. Bahkan dunia ini juga akan berakhir. Itu sebabnya yang diperlukan adalah persiapan. So, tugas kita hanyalah berusaha sebaik dan sebanyak mungkin untuk mengumpulkan pahala.

Boys and galz, orang yang baik-baik pasti akan mati, begitu pula dengan orang yang bermaksiat pasti akan mati juga. Termasuk, orang yang giat berdakwah dan berjuang untuk Islam juga akan mati, dan tentu orang yang diam sambil bengong juga bakalan mati. Bedanya adalah nilai dan amal yang dibawanya untuk menghadap Allah Swt. Betul ndak?

Ayo berjuang, seperti pesan Shoutul Harokah dalam bait syair di bawah ini: “Mengarungi samudera kehidupan, kita ibarat para pengembara. Hidup ini adalah perjuangan, tiada masa tuk berpangku tangan. Setiap tetes peluh dan darah tak akan sirna ditelan masa. Segores luka di jalan Allah, kan menjadi saksi pengorbanan…”. Kita bisa kok, sobat! Semangat! [solihin: sholihin@gmx.net]

16 April 2007

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM


Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi
Pendahuluan
"Orang miskin dilarang sekolah," demikian jeritan pilu masyarakat saat ini menanggapi mahalnya biaya pendidikan, khususnya biaya pendidikan tinggi. Betapa tidak, pembiayaan sejumlah PTN yang berformat BHMN (Badan Hukum Milik Negara), tak lagi sepenuhnya ditanggung negara. Maka perguruan tinggi BHMN pun harus mencari biaya sendiri. Pembiayaan pendidikan lalu dibebankan kepada mahasiswa. Sebagai contoh, untuk masuk fakultas kedokteran sebuah PTN melalui "jalur khusus", ada mahasiswa yang harus membayar Rp 250 juta bahkan Rp 1 miliar (www.wikimu.com).
Mahalnya biaya pendidikan itu buah dari kebijakan pemerintah yang mengadopsi ideologi penjajah kafir khususnya AS, yakni neoliberalisme. Sebagai salah satu varian kapitalisme --seperti Keynesian yang mengutamakan intervensi pemerintah-- neoliberalisme justru sebaliknya. Neoliberalisme merupakan bentuk baru liberalisme klasik dengan tema-tema pasar bebas, peran negara yang terbatas, dan individualisme (Adams, 2004).
Sayang sekali. Pemerintah yang semestinya bertindak bagaikan penggembala, telah berubah fungsi menjadi serigala buas yang tega menghisap darah rakyatnya sendiri. Di tengah kesulitan hidup yang berat karena kemiskinan, pendidikan mahal akibat tunduk pada agenda neoliberalisme global, semakin melengkapi kegagalan pemerintah sekuler saat ini.
Pendidikan Tanggung Jawab Negara
Beda dengan neoliberalisme, dalam Islam pembiayaan pendidikan untuk seluruh tingkatan sepenuhnya merupakan tanggung jawab negara. Seluruh pembiayaan pendidikan, baik menyangkut gaji para guru/dosen, maupun menyangkut infrastruktur serta sarana dan prasarana pendidikan, sepenuhnya menjadi kewajiban negara. Ringkasnya, dalam Islam pendidikan disediakan secara gratis oleh negara (Usus Al-Ta'lim Al-Manhaji, hal. 12).
Mengapa demikian? Sebab negara berkewajiban menjamin tiga kebutuhan pokok masyarakat, yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Berbeda dengan kebutuhan pokok individu, yaitu sandang, pangan, dan papan, di mana negara memberi jaminan tak langsung, dalam hal pendidikan, kesehatan, dan keamanan, jaminan negara bersifat langsung. Maksudnya, tiga kebutuhan ini diperoleh secara cuma-cuma sebagai hak rakyat atas negara (Abdurahman Al-Maliki, 1963).
Dalilnya adalah As-Sunnah dan Ijma' Sahabat. Nabi SAW bersabda :
"Imam adalah bagaikan penggembala dan dialah yang bertanggung jawab atas gembalaannya itu." (HR Muslim).
Setelah perang Badar, sebagian tawanan yang tidak sanggup menebus pembebasannya, diharuskan mengajari baca tulis kepada sepuluh anak-anak Madinah sebagai ganti tebusannya (Al-Mubarakfuri, 2005; Karim, 2001).
Ijma' Sahabat juga telah terwujud dalam hal wajibnya negara menjamin pembiayaan pendidikan. Khalifah Umar dan Utsman memberikan gaji kepada para guru, muadzin, dan imam sholat jamaah. Khalifah Umar memberikan gaji tersebut dari pendapatan negara (Baitul Mal) yang berasal dari jizyah, kharaj (pajak tanah), dan usyur (pungutan atas harta non muslim yang melintasi tapal batas negara) (Rahman, 1995; Azmi, 2002; Muhammad, 2002).
Sejarah Islam pun telah mencatat kebijakan para khalifah yang menyediakan pendidikan gratis bagi rakyatnya. Sejak abad IV H para khalifah membangun berbagai perguruan tinggi dan berusaha melengkapinya dengan berbagai sarana dan prasarananya seperti perpustakaan. Setiap perguruan tinggi itu dilengkapi dengan "iwan" (auditorium), asrama mahasiswa, juga perumahan dosen dan ulama. Selain itu, perguruan tinggi tersebut juga dilengkapi taman rekreasi, kamar mandi, dapur, dan ruang makan (Khalid, 1994).
Di antara perguruan tinggi terpenting adalah Madrasah Nizhamiyah dan Madrasah Al-Mustanshiriyah di Baghdad, Madrasah Al-Nuriyah di Damaskus, serta Madrasah An-Nashiriyah di Kairo. Madrasah Mustanshiriyah didirikan oleh Khalifah Al-Mustanshir abad VI H dengan fasilitas yang lengkap. Selain memiliki auditorium dan perpustakaan, lembaga ini juga dilengkapi pemandian dan rumah sakit yang dokternya siap di tempat (Khalid, 1994).
Pada era Khilafah Utsmaniyah, Sultan [Khalifah] Muhammad Al-Fatih (w. 1481 M) juga menyediakan pendidikan secara gratis. Di Konstantinopel (Istanbul) Sultan membangun delapan sekolah. Di sekolah-sekolah ini dibangun asrama siswa, lengkap dengan ruang tidur dan ruang makan. Sultan memberikan beasiswa bulanan untuk para siswa. Dibangun pula sebuah perpustakaan khusus yang dikelola oleh pustakawan yang cakap dan berilmu (Shalabi, 2004).
Namun perlu dicatat, meski pembiayaan pendidikan adalah tanggung jawab negara, Islam tidak melarang inisiatif rakyatnya khususnya mereka yang kaya untuk berperan serta dalam pendidikan. Melalui wakaf yang disyariatkan, sejarah mencatat banyak orang kaya yang membangun sekolah dan universitas. Hampir di setiap kota besar, seperti Damaskus, Baghdad, Kairo, Asfahan, dan lain-lain terdapat lembaga pendidikan dan perpustakaan yang berasal dari wakaf (Qahaf, 2005).
Di antara wakaf ini ada yang bersifat khusus, yakni untuk kegiatan tertentu atau orang tertentu. Seperti wakaf untuk ilmuwan hadits, wakaf khusus untuk dokter, wakaf khusus untuk riset obat-obatan, wakaf khusus guru anak-anak, wakaf khusus untuk pendalaman fikih dan ilmu-ilmu Al-Qur`an. Bahkan sejarah mencatat ada wakaf khusus untuk Syaikh Al-Azhar atau fasilitas kendaraannya. Selain itu, wakaf juga diberikan dalam bentuk asrama pelajar dan mahasiswa, alat-alat tulis, buku pegangan, termasuk beasiswa dan biaya pendidikan (Qahaf, 2005).
Walhasil, dengan Islam rakyat akan memperoleh pendidikan formal yang gratis dari negara. Sedangkan melalui inisiatif wakaf dari anggota masyarakat yang kaya, rakyat akan memperoleh pendidikan non formal yang juga gratis atau paling tidak murah bagi rakyat.
Pembiayaan Pendidikan Dalam Khilafah
Sistem pendidikan formal yang diselenggarakan negara Khilafah memperoleh sumber pembiayaan sepenuhnya dari negara (Baitul Mal). Dalam sejarah, pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, sumber pembiayaan untuk kemaslahatan umum (termasuk pendidikan), berasal dari jizyah, kharaj, dan usyur (Muhammad, 2002).
Terdapat 2 (dua) sumber pendapatan Baitul Mal yang dapat digunakan membiayai pendidikan, yaitu : (1) pos fai` dan kharaj --yang merupakan kepemilikan negara-- seperti ghanimah, khumus (seperlima harta rampasan perang), jizyah, dan dharibah (pajak); (2) pos kepemilikan umum, seperti tambang minyak dan gas, hutan, laut, dan hima (milik umum yang penggunaannya telah dikhususkan). Sedangkan pendapatan dari pos zakat, tidak dapat digunakan untuk pembiayaan pendidikan, karena zakat mempunyai peruntukannya sendiri, yaitu delapan golongan mustahik zakat (QS 9 : 60). (Zallum, 1983; An-Nabhani, 1990).
Jika dua sumber pendapatan itu ternyata tidak mencukupi, dan dikhawatirkan akan timbul efek negatif (dharar) jika terjadi penundaan pembiayaannya, maka negara wajib mencukupinya dengan segera dengan cara berhutang (qardh). Hutang ini kemudian dilunasi oleh negara dengan dana dari dharibah (pajak) yang dipungut dari kaum muslimin (Al-Maliki,1963).
Biaya pendidikan dari Baitul Mal itu secara garis besar dibelanjakan untuk 2 (dua) kepentingan. Pertama, untuk membayar gaji segala pihak yang terkait dengan pelayanan pendidikan, seperti guru, dosen, karyawan, dan lain-lain. Kedua, untuk membiayai segala macam sarana dan prasana pendidikan, seperti bangunan sekolah, asrama, perpustakaan, buku-buku pegangan, dan sebagainya. (An-Nabhani, 1990).
Potensi Sumber Pembiayaan Pendidikan Saat ini
Telah dibahas sebelumnya ketentuan normatif mengenai sumber pembiayaan pendidikan gratis dalam Khilafah. Pertanyaannya adalah, mampukah kita menggratiskan pendidikan sekarang dengan potensi sumber-sumber pembiayaan saat ini?
Dalam APBN 2007, anggaran untuk sektor pendidikan adalah sebesar Rp 90,10 triliun atau 11,8 persen dari total nilai anggaran Rp 763,6 triliun. (www.tempointeraktif.com, 8 Januari 2007). Angka Rp 90,10 triliun itu belum termasuk pengeluaran untuk gaji guru yang menjadi bagian dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk bidang pendidikan, serta anggaran kedinasan.
Misalkan kita ambil angka Rp 90,1 triliun sebagai patokan anggaran pendidikan tahun 2007 yang harus dipenuhi. Dengan melihat potensi kepemilikan umum (sumber daya alam) yang ada di Indonesia, dana sebesar Rp 90,1 triliun akan dapat dipenuhi, asalkan penguasa mau menjalankan Islam, bukan neoliberalisme. Berikut perhitungannya yang diolah dari berbagai sumber :
1. Potensi hasil hutan berupa kayu [data 2007] sebesar US$ 2.5 miliar (sekitar Rp 25 triliun).
2. Potensi hasil hutan berupa ekspor tumbuhan dan satwa liar [data 1999] sebesar US$ 1.5 miliar (sekitar Rp 15 triliun).
3. Potensi pendapatan emas di Papua (PT. Freeport) [data 2005] sebesar US$ 4,2 miliar (sekitar Rp 40 triliun)
4. Potensi pendapatan migas Blok Cepu per tahun sebesar US$ 700 juta – US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 10 triliun)
Dari empat potensi di atas saja setidak-tidaknya sudah diperoleh total Rp 90 triliun. Kalau masih kurang, jalankan penegakan hukum dengan tegas, insya Allah akan diperoleh tambahan sekitar Rp 54 triliun. Sepanjang tahun 2006, ICW (Indonesia Corruption Watch) mencatat angka korupsi Indonesia sebesar Rp 14,4 triliun. Nilai kekayaan hutan Indonesia yang hilang akibat illegal logging tahun 2006 sebesar Rp 40 triliun.
Penutup
Jadi, mewujudkan pendidikan gratis di Indonesia sebenarnya sangatlah dimungkinkan. Yang menjadi masalah sebenarnya bukan tidak adanya potensi pembiayaan, melainkan ketidakbecusan pemerintah dalam mengelola negara. Pendidikan mahal bukan disebabkan tidak adanya sumber pembiayaan, melainkan disebabkan kesalahan pemerintah yang bobrok dan korup.
Pemerintah seperti ini jelas tidak ada gunanya. Karena yang dibutuhkan rakyat adalah pemerintah yang amanah, yang setia pada Islam dan umatnya. Bukan pemerintah yang tidak becus, yang hanya puas menjadi komprador asing dengan menjalankan neoliberalisme yang kafir. [ ]
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maliki, Abdurrahman, As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Al-Mutsla, (Hizbut Tahrir : t.p.), 1963
Adams, Ian, Ideologi Politik Mutakhir (Political Ideology Today), Penerjemah Ali Noerzaman, (Yogyakarta : Penerbit Qalam), 2004
Ash-Shalabi, Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah (Ad-Dawlah Al-Utsmaniyah 'Awamil al-Nuhudh wa Asbab as-Suquth), Penerjemah Samson Rahman, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar), 2004
An-Nabhani, Taqiyuddin, An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam, (Beirut : Darul Ummah), 1990
Azmi, Sabahuddin, Islamic Economics, (New Delhi : Goodword Books), 2002
Karim, Adiwarman (Ed.), Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta : IIIT), 2001
Khalid, Abdurrahman Muhammad, Soal Jawab Seputar Gerakan Islam, (Bogor : Pustaka Thariqul Izzah), 1994
Muhammad, Quthb Ibrahim, Kebijakan Ekonomi Umar bin Khaththab (As-Siayasah Al-Maliyah Li 'Umar bin Khaththab), Penerjemah Ahmad Syarifuddin Shaleh, (Jakarta : ustaka Azzam), 2002
Qahaf, Mundzir, Manajemen Wakaf Produktif (Al-Waqf Al-Islami Tathawwuruhu Idaratuhu Tanmiyatuhu), Penerjemah Muhyiddin Mas Rida, (Jakarta : Khalifa), 2005
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam (Economics Doctrines of Islam), Jilid 1, Penerjemah Soeroyo & Nastangin, (Yogyakarta : PT. Dhana Bhakti Wakaf), 1995
Yurino, Ari, Privatisasi Dunia Pendidikan: Hancurnya Pendidikan Bangsa, http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1533&post=3
Zallum, Abdul Qadim, Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah, (Beirut : Darul 'Ilmi lil Malayin), 1983

 
Fastabiqul khairat © 2007 Template feito por Templates para Você